CODE by PRASETYO PEURU HENRY PUTRA

 

Prolog

Prasetyo Peuru adalah seorang agen ganda, dengan nama sandi yakni Code. Dia merupakan lulusan SINAR dari Yayasan SINAR yang bergerak di bidang media penerangan informasi dan komunikasi. Dengan lisensi dari Kementerian Hukum dan HAM maka berdirilah sub-usaha Media dari Yayasan SINAR, sebagai jembatan informasi kepada khalayak publik mengenai situasional sesuai fakta dan data yang ada di lapangan. Nama Media tersebut adalah Jejak (Jelajah Jaring Kebenaran) dengan motto, “Mengungkap fakta untuk keadilan!”

Tyo sapaan singkat Code saat sedang berada di lingkungan sehari-hari, memanfaatkan title pekerjaan lainnya sebagai wartawan investigasi untuk masuk ke instansi-instansi khusus dan lembaga tertentu untuk menggali berbagai macam kasus yang merugikan Bangsa dan Negara serta Masyarakat umum. Di malam hari Tyo berubah menjadi Code di depan PC-nya untuk mengamati situasi dan memberikan sinyal informasi ke Kepala Badan Keamanan Sandi Siber dan Intelijen Negara berbentuk surat resmi dengan kata sandi khusus.

Agen Code juga merupakan penulis dengan nama pena adalah Prasetyo Peuru, gambaran bentuk karya tulis yang di-publishnya berkisah berupa tentang tulisan cerita pendek romansa, puisi yang digubah menjadi lagu cinta, maupun lagu-lagu rohani/religi sesuai iman kepercayaannya. Prasetyo Peuru juga menulis cerita fantasi, aksi laga dan gim dalam bentuk Novel. Karena sikapnya itu, tak ada yang menyadari kalau Tyo alias known as Code sebagai agen ganda, kecuali beberapa orang dan atasan serta mentornya yang merupakan Papa-nya sendiri. Banus Peuru aka Ir. Henry John Ch. Peuru.

Sayangnya latihan dari Papa-nya secara langsung, tak berlangsung lama, karena tugas dan pekerjaannya demi masyarakat Indonesia khususnya di daerah Pulau Sulawesi. Bahkan karena menyelidiki suatu kasus besar, Papa-nya Tyo mesti diringkus ke dalam penjara dan dikambing hitamkan, dengan berbagai macam kasus sampai diketahui dalang dibalik penangkapan Papa-nya adalah orang terkuat di Sulawesi Utara kala itu. Meski begitu Banus Peuru sapaan akrab keluarga asli dari Sulawesi Tengah pada Ir. Henry John Ch. Peuru, anak dari Hamani Peuru dan Yohana Modaso, tetap tak bergeming dan tidak mau mengaku salah walau sudah diiming-iming harta dan tahta bahkan wanita sekalipun, karena imannya pada Tuhan Yesus Kristus. Burung di udara Tuhan pelihara, bunga di taman Tuhan hiasi apalagi kita umat manusia, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Itulah prinsip dari Papa dari Prasetyo Peuru Henry Putra seorang Pemred sekaligus pemilik asli Yayasan SINAR dan Media Jejak.